
Deretan Kitab Peninggalan Kerajaan – Kerajaan Besar di IndonesiaDeretan Kitab Peninggalan Kerajaan – Kerajaan Besar di Indonesia
Tahukah kamu bahwa pada zaman dahulu Indonesia memiliki beberapa kitab peninggalan kerajaan besar yang di tulis oleh para tokoh tersohor? Pada zaman dahulu, Indonesia memiliki banyak kerajaan yang mahsyur dan juga sejahtera.
Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki banyak karya – karya peninggalan kerajaan yang bersejarah dan memberi pengaruh pada ajaran di dunia. Hal ini dapat di buktikan dengan banyaknya peninggalan kitab-kitab kuno kerajaan Indonesia yang ditulis oleh tokoh besar dan memiliki pengaruh pada saat itu.
Kitab Sutasoma Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit
Peninggalan sejarah yang pertama ada Kitab Sutasoma yang di tulis dengan bahasa Jawa kuno dan menggunakan aksara Bali. Bagian dari kitab ini menjadi salah satu inspirasi yang menjadi semboyan Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Mpu Tantular hidup pada masa pemerintahan raja Rajasanagara atau Hayam Wuruk. Ia merupakan pangeran yang keluar untuk menjadi biksu Buddha. Namun, Mpu Tantular masih terbuka pada agama lain, terutama agama Hindu-Siwa.
Kitab Kresnayana Peninggalan Sejarah Kerajaan Kediri
Pada masa kerajaan Kediri, terdapat salah satu karya sastra yang cukup terkenal peninggalan sejarah dari Kerajaan Kediri adalah kitab Kresnayana yang di gurat pada masa pemerintahan Raja Jayaswara.
Isi kitab Kresnayana karya Empu Triguna ini berisikan mengenai kisah hidup Kresna yaitu seorang anak dengan kekuatan superĀ https://newhopeurgentcare.com/ yang suka menolong.
Kitab Sundayana
Kitab satu ini berisikan tentang peristiwa ladang bubat. Yakni memuat tentang rencana pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka, putri Sri Baduga Maharaja.
Namun, terjadi kesalahpahaman antara Gajah Mada dan Sribaduga Maharaja. Yang kemudian di ketahui bahwa putrinya akan di jadikan selir alih-alih seorang permaisuri dari kerajaan tersebut. Yang mengakibatkan terjadinya pertempuran yang tidak dapat terhindarkan.
Sri Baduga Maharaja dan para pejabatnya dari kerajaan Pajajaran melawan akhirnya memutuskan untuk melawan Majapahit yang pada saat itu berada kepemimpinan Gajah Mada. ladang Bubat berakhir dengan kekalahan bagi Kerajaan Pajajaran dengan kematian raja dan atasannya. Karna dengan bermain di slot gacor kamu akan mendapatkan banyak kemenangan. Sementara putri Sri Baduga Maharaja, Yakni Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri.
Serat Centini
Selanjutnya ada kitab yang berisi tentang kumpulan syair atau tembang jawa yang dihimpun langsung oleh Raja Pakubuwana V pada abad pertengahan 18 sampai awal abad ke 19. Kitab ini merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan jawa baru. Serat centini memiliki buku lainnya yang memudahkan kita untuk membacanya.